Wednesday, January 2, 2013

Pengaruh Hormon Sapi Pada Manusia

Keberanian Seorang Laki-laki Memperjelas Kerugian Akibat Mengonsumsi Daging
Oleh Grup Berita Florida  (Asal dalam bahasa Inggris)

Pada tanggal 3 Juli 2006, John Verrall, ahli farmakologi pemerintah Inggris membuat sebuah pengumuman mengejutkan di surat kabar Daily Mail (Inggris). Ia mengatakan bahwa pemerintah Inggris dengan sengaja menutupi bukti ilmiah tentang risiko kesehatan serius dari mengonsumsi daging sapi yang disuntik dengan hormon seks.  Cerita surat kabar Daily Mail itu dengan cepat menyebar ke surat-surat kabar lain di seluruh penjuru dunia.
Verrall adalah seorang ilmuwan terpandang dengan 49 tahun pengalaman kerja. Ia menduduki jabatan di Komite Produk Hewani yang mengawasi hormon yang dipergunakan dalam industri daging. Dia terpaksa mengumumkan skandal tersebut setelah Komite tersebut terus mengabaikan peringatannya yang berulang kali.

Kenyataan Mengerikan tentang Hormon Seks dalam Daging

Mengapa para peternak menyuntikkan hormon seks ke dalam tubuh sapi? Hormon seks mempercepat pertumbuhan otot-otot sapi. Beberapa dari hormon ini berbahan dasar testosteron dan telah dilarang untuk digunakan oleh para atlet untuk membentuk gumpalan otot. Hormon yang lainnya berbahan dasar estrogen hormon ini menghentikan siklus reproduksi sapi dan juga menyebabkan mereka lebih cepat membentuk otot-otot. Akibat dari penyuntikan hormon ini sangatlah dramatis:  Sapi yang disuntik menghasilkan tiga pon daging setiap hari, 20% lebih cepat daripada binatang yang diberi makan secara alami.

Jelaslah, hormon seks adalah zat kimia yang sangat kuat. Itulah sebabnya hormon seks telah dilarang untuk dipergunakan oleh para atlet. Hormon tersebut tidak hanya merusak tubuh sapi yang disuntik (yang kemudian segera dibunuh), tetapi bahkan residu yang sangat kecil dari hormon tersebut dalam daging dapat menyebabkan bahaya jangka panjang yang serius terhadap manusia dan binatang-binatang lain.

Jejak mikroskopis dari hormon ini telah ditemukan di seluruh ekosistem, tersebar oleh angin dan air. Sebagai contoh, 12% dari hormon yang disuntikkan mengalir langsung dari sapi-sapi ke rabuk mereka, yang mengontaminasikan sungai-sungai dan kali-kali kecil.  Para ahli biologi telah mengaitkan sejumlah cacat pada ikan dan reptil dengan hormon dari rabuk sapi.  Pada umumnya, cacat ini mirip dengan cacat yang terjadi pada manusia pengguna steroid—sebagai contoh, penis dan testis pria mengerut dan wanita menjadi maskulin.

Bagi manusia yang mengonsumsi daging yang mengandung residu hormon, mereka yang mendapatkan risiko tinggi adalah anak-anak dan wanita hamil. Keseimbangan hormon seks dalam tubuh yang berada dalam masa pertumbuhan sangat sensitif dan terdapat banyak efek samping yang mungkin terjadi, di antaranya adalah kanker payudara, prostat, dan testis; dan alat kelamin yang mengerut pada bayi laki-laki.
 

Di AS, di mana 90% dari sapi ternak disuntik dengan hormon, angka kanker payudara 45% lebih tinggi dan kanker prostat lebih dua kali lipat daripada di Eropa. Angka kanker payudara yang lebih tinggi ini terkait dengan masa puber lebih dini para gadis di Amerika mendapatkan menstruasi pertama hampir dua tahun lebih cepat daripada satu abad yang lalu, sebelum meluasnya penggunaan hormon ini. Menurut Carlos Sonnenschein, dari Universitas Sekolah Kedokteran Tufts di Boston, AS, penyebab paling memungkinkan dari angka kanker yang lebih tinggi ini adalah hormon yang terserap dalam daging.

No comments:

Post a Comment